Entri Populer

Minggu, 16 Agustus 2015

Toedjoeh Belas Agoestoes'2015

*dor dor*boom*boom*....

dahulu pada zamannya bukan gemuruh badai ataupun gemuruh angin yang terdengar, melainkan gemuruh tembakan peluru dan bom milik tentara belanda. Peluru tajam yang siap mematikan jantung merah putih yang sedang gigih berjuang. Ataupun ledakan bom yang siap meluluhlantakkan bumi pertiwi.
....
"Dik, mas mau berangkat dulu. Tentara belanda sudah memasuki teritori jawa timur. Saat ini berada di pelabuhan Madura".
"Lantas kapan kah mas akan kembali kemari?"
"Masih belum tau dik, mungkin bisa lama. Tapi jangan khawatir, selama mas tidak gugur di medan perang, aku akan kembali untuk kau"
"Lebih baik jangan berangkat mas, adik takut kalau mas tidak kembali"
"Ini sudah tugas mas sebagai prajurit PETA (Pembela Tanah Air), kebebasan adalah hak yg harus kita perjuangkan. Kalaupun aku gugur di medan perang, tidak usahlah kau khawatir karena Tuhan menjamin kematian seseorang yg syahid dlm perang membela tanah air"
"Tapi mas..."
"Tenanglah dik, mas akan kembali untukmu"
....
Kala itu berangkatlah suami ku bersama rombongan dengan menaiki kendaraan milik PETA yang siap mengantarkan ke medan perang. Tak henti-hentinya aku berdoa memohon kepada Yang Kuasa agar menjaga dia dimanapun berada. Berhari-hari aku menunggu, tak kunjung ku dapat jawaban. Berminggu-minggu dan bulan tak jua ku dapat kabar darinya. Aku lantas mulai pasrah akan keadaan, berat memang harus merelakan orang yg ku cinta untuk bumi pertiwi ku. Namun apalah daya, saat itu tidak ada yang bisa memilih. Saat itu semua pilihan menjadi suatu kewajiban. Karena saat itu pilihan kita telah dirampas dengan ganas oleh kaum Belanda.
....
"Assalamualaikum"
Kala itu rasanya aku seperti tersadar dari mimpi panjangku, aku melihat sosok yang sangat ku cinta dan ku dambakan kehadirannya berada tepat di depanku. Ya, dia kembali untukku. Persis dengan janji yang pernah terucap. Dia langsung mendekapku tanpa sepatah kata pun. Aku pun tak ingin membahas apapun kala itu selain ingin bermanja dengannya. Berat memang perjuangan kala itu semasa hidup zaman kami. Apalagi untuk suamiku sebagai seorang pejuang pembela tanah air. Bahkan dia harus membagi cintanya untuk ku dan untuk bumi pertiwinya. Lantas zaman itu aku mulai terbiasa ditinggalnya untuk berbulan-bulan lamanya. Tidak ada harapan lain kala itu selain kehadiran kembali suamiku dan kebebasan bumi pertiwi. Agar hidup ku tenang. Agar hidupku tak ku habiskan untuk menunggu. Agar hidupku tidak termakan oleh kegelisahan. Dan agar hidupku lebih panjang dengan suamiku.

17 Agustus 1945
Sungguh menjadi tanggal yang sangat berharga dan kami damba2kan kehadirannya kala itu. Hari kemenangan, dimana bung Karno begitu beraninya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan lantang. Entah kata dan perasaan apa yang bisa ku rasakan saat itu ketika mendengar kabar lewat harian media cetak. Tak henti-hentinya rasa bahagia dan haru menyelimuti kita semua kala itu. Indonesia merdeka, Indonesia bahagia.
....
Kehidupan ku dengan suami berangsur membaik, dan kita menua dengan tenang bersama anak-anak kita. Ku ingat betul aku telah menua bersamanya dan menemaninya selama sekitar 6 abad. Sampai pada waktu itu di usianya yg ke 75 dia harus pergi meninggalkan kita untuk selamanya. Kala itu seperti aku kehilangan separuh dari hidupku, begitu menyesakkan seperti kala itu dia meninggalkanku ke medan perang. Namun bedanya saat ini aku tidak lagi bisa menunggu, tidak lagi bisa cemas, karena dia telah tenang bersama Sang Khaliq.
....
Pernah suatu hari aku didatangi seorang teman seperjuangannya, dan aku mendengar bahwa aku mendapatkan santunan dari pemerintah berkat jasa suamiku yg mengabdi kepada negara kala itu. Bukan hanya itu, saat itu di masa pemerintahan Bapak Soesilo Bambang Yoedhoyono pada kepemimpinannya yang pertama, beliau menganugerahkan penghargaan kepada prajurit PETA atas jasa tentara-tentara PETA kala itu. Masih ku ingat kala itu ada petugas yang menyerahkan medali dan apalah itu simbol-simbol yang tak ku mengerti namanya, lengkap beserta surat penghargaan yang resmi dikeluarkan dg surat kepresidenan dan ditandatangani oleh Bapak SBY. Andai engkau masih disini, ingin ku tunjukkan padamu bahwa inilah hasil kerja kerasmu, hasil abdi mu. Meskipun kau tak lagi bisa melihat ini, namun aku yakin bahwa Tuhan telah menganugerahkan penghargaan yang lebih besar untukmu. Tenanglah disana suami ku, tunggu kehadiranku nanti bersamamu.


(kisah ini diadopsi dari kisah nyata kakek dan nenek ku, alm.doelkasim dan almarhumah mualwe)
Ku persembahkan tulisan ini untuk mengenang jasa pahlawan dan kakek ku. Serta nenek yang selalu setia mendampingi beliau sampai akhir hayatnya.
Tenanglah disana kakek dan nenekku, semoga Tuhan menempatkan kalian di sisi terbaik-Nya :)

Senin, 10 Agustus 2015

Hati2, love means nothing and hurt means everything

Benarkah cinta selalu memahami?
Benarkah cinta selalu melayani?
Benarkah cinta selalu menerima?
Benarkah cinta selalu memaafkan?
.....
Cinta tak selamanya memahami
Cinta tak selalu melayani
Cinta tak selalu menerima
Bahkan cinta tak selalu memaafkan
Tetapi cinta itu berusaha
Terus berusaha tanpa mengenal cukup
Tanpa mengenal lelah
Kecuali cinta yang mati
.....
Dhei adalah seorang yang mulanya sangat manja kepada orang tuanya atau orang2 terdekatnya. Tetapi dia seolah memiliki dua jiwa yang berbeda. Entah bertopeng atau memang memiliki pribadi yang berbeda. Jika dengan orang yang tidak dekat dengannya, dia seolah terlihat cuek, tegas, dan anti ribet. Namun, jika dia bertemu dengan orang2 terdekatnya seolah sosok aslinya keluar. Entah sosok asli atau sosok kedua dari kepribadiannya. Singkat cerita dia bertemu dengan laki2 bernama Rey. Sosok laki2 yang kaku, namun penyayang. Mereka menjalani hubungannya terlihat secara wajar layaknya seorang muda-mudi lainnya. Namun siapa sangka, mereka telah berpikir jauh untuk hubungannya. Untuk kehidupannya kelak. Dan untuk kebahagiaannya nanti.
Mereka tumbuh seperti insan yang tak bisa dipisahkan, bukan berarti tanpa masalah. Rey berhasil menjadikan Dhei wanita yang berani berkomitmen untuk suatu hubungan. Pertama kali untuk Dhei berani berkomitmen seperti itu. Rupa2nya Rey telah berhasil menjatuhkan hati Dhei pada relung yang paling dalam hingga ia tak mampu lagi keluar dari lubang itu bahkan hanya untuk sekedar mengintip ke luar dari sebuah lubang yang kecil. Dhei sudah tak kuasa untuk itu. Benar, dia telah jatuh cinta pada tingkatan cinta yang tinggi.

"Rey, aku sangat mencintai mu. Jangan tinggalkan aku"
"Tak usah lah kamu khawatir akan hal itu, aku pun demikian denganmu"

Namun tak cukup Dhei dengan kata2 itu, rasa2nya dia selalu menginginkan hal lebih kepada Rey. Bahkan untuk hal yang sangat dia pinta, merupakan suatu keharusan yang seperti bersifat perintah untuk Rey. Namun bagi Dhei ia tak pernah bermaksud seperti itu. Dia hanya menginginkan selalu ada Rey Rey dan Rey. Bahkan jika 24 jam yang tersedia di dalam setiap detik jarum jam, ingin dia gunakan untuk bersama Rey. Bagi orang ini berlebihan, namun bagi Dhei ini cinta. Hingga tiba pada suatu titik dimana cinta mulai lelah. Dimana cinta tak lagi selalu bisa memahami, melayani, menerima lagi. Ternyata cinta bisa lelah, dan cinta ternyata seperti suatu subyek yang memang benar2 hidup. Cinta juga bisa lelah, cinta bisa haus, cinta ternyata juga seperti itu.

Rupa2nya Rey sedang berada pada titik tersebut, dimana cintanya mulai lelah dan butuh istirahat. Tentu ini menjadi hal yang sama2 menyakitkan untuk Dhei dan Rey, dimana hatinya yang berisi cinta yang lelah harus diselimuti dengan emosi dan ego yang berlebih hingga overdosis dan membuat hati keduanya sama2 sakit. Lantas bagaimanakah nasib cinta kedua insan yang katanya seperti tidak bisa dipisahkan ini?
.....
Dhei sadar bahwa cinta juga bisa lelah, namun dia yakin bahwa lelah belum berarti mati. Lelah hanya seperti baterai handphone yang melemah karena sekian lama digunakan untuk berbagai hal. Lelah ibarat baterai yang membutuhkan charge daya untuk memenuhi kembali tenaga yang sempat melemah. Karena benar adanya cinta tak selalu bisa memahami, melayani, menerima, bahkan memaafkan. Namun, cinta pada tingkatan cinta yang tertinggi akan selalu berusaha, berusaha ketika lelah sebelum benar2 mati hingga tak mampu berusaha lagi. Mati umurnya, bukan mati cinganya. Karena ini level tertinggi cinta.

Rabu, 09 April 2014

Berdamailah dengan Ku, Aku Bukan Pembentuk Jiwa Pembenci

Berdamailah dengan Ku, Aku Bukan Pembentuk Jiwa Pembenci
by : Reza A.K.


Untuk selalu yang dikenang…
Untuk selalu yang lampau….
Untuk selalu yang usang….
Untuk selalu yang (kadang) dibenci…
Untuk selalu yang (kadang) disalahkan….
Untuk selalu yang (kadang) dikambinghitamkan….
Dan…untuk selalu yang lain-lain….

Seperti itu adanya aku di mata golongan kalian. Sampai aku tidak pernah mengerti kenapa terkadang kalian begitu membenciku, menghujatku, mengadiliku. Perkenalkan, nama ku “masa lalu”, dimana aku selalu hadir dalam hidup kalian, membayangi hidup kalian saat ini, bahkan di masa depan. Aku tidak jahat juga tidak terlalu buruk, hanya saja mungkin aku terkutuk untuk menjadi sangat buruk rupa di pikiran kalian. Aku tidak pernah mengutuk kehidupan kalian, hanya saja terkadang kalian mengutuk diri ku. Begitu banyak kebencian yang tertuju pada ku. Terkadang aku merasa benci mengapa hadirku begitu membuat kalian murka. Padahal tanpa aku kalian tidak akan hadir pada dimensi saat ini, tanpa aku kalian tidak akan berkembang, tanpa aku kalian akan jalan ditempat, tanpa aku hidup kalian monotone, tanpa aku tidak akan ada pelajaran, dan tanpa aku hidup kalian menua tanpa sebuah kisah.
Aku ini hanyalah sebuah kenangan yang tercipta dari dentingan waktu yang berputar, yang pernah kalian ciptakan, yang pernah kalian buat, yang pernah kalian lewati, dengan orang-orang terkasih. Saat diri ku menjadi sebuah kisah yang indah kalian sangat mengagung-agungkan aku, lantas saat wujudku tak lagi indah kalian begitu membenciku. Aku ada untuk menjadikan hidup kalian saat ini dan masa yang akan datang menjadi lebih baik. Bukan untuk mengutuk kehidupan kalian di dimensi setelahku. Cobalah belajar berdamai dengan ku, karena aku hadir bukan untuk membentuk jiwa pembenci.

Jumat, 28 Maret 2014

Tuhan Itu Bukan Rentenir


Tuhan Itu Bukan Rentenir
By : Reza A.K.


Apa maksud tulisan ini? Pun juga bingung kenapa tiba-tiba terbesit dan mengetik judul yang seperti itu. Ya, seperti itulah sebuah tulisan, seperti itulah sebuah karangan. Kadang tidak butuh logika, dan sedikit menjadi liar. Ah lupakan sejenak tentang aturan…
Memulai dari mana? Lagi-lagi terikat aturan, bukankah seharusnya ini bebas? ……

Bagaimana kau mendeskripsikan “Tuhan”?
Seberapa jauh kau mengenal “Tuhan”?
Dan seberapa dekat kau dengan “Tuhan”?

Sejenak cari tahu definisi dari kata Tuhan, bukan (lagi-lagi) karena terikat aturan, ini hanya sedikit gambaran ….dipahami sebagai zat Mahakuasa dan asas dari suatu kepercayaan.Tidak ada kesepakatan bersama mengenai konsep ketuhanan, sehingga ada berbagai konsep ketuhanan meliputi teisme, deisme, panteisme, dan lain-lain. Dalam pandangan teisme, Tuhan merupakan pencipta sekaligus pengatur segala kejadian di alam semesta. Menurut deisme, Tuhan merupakan pencipta alam semesta, namun tidak ikut campur dalam kejadian di alam semesta. Menurut panteisme, Tuhan merupakan alam semesta itu sendiri.”

Bukan definisi paten yang harus dihafal, hanya sebatas wacana dan gambaran mengenai “Tuhan”. Selebihnya tergantung tiap individu bagaimana memaknainya. Sama hal nya dengan ku, aku memaknai “Tuhan” sebagai the only one, kekuatan, energi positif, pemandu, petunjuk, kehebatan, kebesaran, dan masih banyak yang sulit ku deskripsikan tentang Tuhan. Dan yang paling penting bagiku, God as an Highest Intelligence. Tuhan adalah tingkat tertinggi dari intelegensi manusia.
Lebih jauh lagi aku ingin mengenal Tuhan. Sebenarnya tidak pantas aku banyak menulis, aku ini dangkal. Ah (lagi-lagi) ini bukan sebuah aturan.


Rentenir, semacam pihak yang meminjamkan “sesuatu” kemudian mengharapkan “return” yang berkali-kali lipat dari pinjaman tersebut. Seringkali rentenir menguras habis “sesuatu” yang dimiliki oleh peminjam tanpa kenal kata kasihan. Terlalu basi untuknya.
Tuhan itu bukan “rentenir”, apakah terlalu lancang mengibaratkan Tuhan itu bukan “rentenir”? Tapi disitulah aku mendapat ide, disitulah imajinasi dan kata-kata ku menjadi liar. Sungguh, tidak ada maksud buruk, aku takut bermain-main dengan Tuhan. Lantas, apa maksud dari tulisan ku sedari tadi? Sekali lagi aku ulang, Tuhan itu bukan “rentenir”. Dapatkah kita bayangkan seandainya Tuhan itu seperti rentenir? Sudah dipastikan kita akan mati dengan cepat dan mengerikan. Bagaimana tidak? Tuhan memiliki segalanya, seluruh yang ada di bumi dan alam semesta adalah milik-Nya. Diibaratkan jika kita “diberikan pinjaman” atas segala yang ada di bumi dan kemudian Tuhan akan mengambil lebih besar bahkan seluruh yang kau gunakan di bumi ini. Tapi sekali lagi, Tuhan bukan rentenir. Dia adalah Dzat yang Maha Baik. Bisa kau bayangkan seandainya setiap tanah yang kau gunakan, setiap air yang kau pakai, setiap udara yang mengalir dalam rongga tubuhmu, dan setiap kenikmatan dunia yang kau timbun, menjadi sesuatu hal yang tidak gratis lagi. Sekaya apapun, sehebat apapun, sudah dipastikan usia mu tidak setua saat ini. Sebegitu cintanya Tuhan terhadap kita, sampai-sampai Dia memberikan segala hal untuk hidup kita. Lantas, apa yang telah kita berikan kepada Tuhan? Hanya sebuah ungkapan “cinta”? Hanya sebatas rangkaian kata Aku meyakini Tuhan ku dan aku sangat mencintai-Nya, seperti itukah? Tidak Cukup. Yang Tuhan berikan kepada kita itu MAHAL, lantas apa pantas kita memberi timbal balik yang sangat murah hanya bermodal kata-kata kepada Tuhan?

Kemudian tentang perbuatan, yang sering disangkut pautkan dengan pertanggungjawaban. Dosa, yang kemudian digambarkan dengan hukuman di suatu hari nanti. Saat suatu waktu telah tiba. Begitu mengerikan. Lantas apa kita masih berprotes bahwa Tuhan itu kejam? Tidak, pemikiran kita yang terlalu kejam dan bahkan sangat kejam. Tuhan itu tidak menuntut banyak, karena Dia bukan rentenir. Permintaan Tuhan tidak berneko-neko, sederhana. Tuhan hanya meminta beberapa menit dalam waktu 24 jam kesibukan kita. Bukan untuk apa, Tuhan hanya ingin melihat kita sejenak, melihat sosok yang sangat dicintainya menghadap pada-Nya, untuk sekedar bercengkerama, mencurahkan segala beban, atau hanya untuk mengucap syukur atas apa yang telah diberikan oleh-Nya. Sesederhana itu, hanya saja kita yang terkadang terlalu buas dengan waktu, menerkam setiap menit bahkan jam hanya untuk dunia.
Lalu ketika kita telah sampai di suatu masa, dimana kita benar-benar harus kembali kepada-Nya (untuk waktu yang sangat lama dan tidak ada batasnya), kemudian kita diadili, dan mendapat ganjaran sesuai dengan sifat serakah dan ketamakan kita, apakah masih menyebut Tuhan itu kejam? Tuhan itu Bukan Rentenir, tetapi Tuhan itu Hakim yang Paling Adil…………..


Minggu, 23 Juni 2013

About Afgan, my inspiring people

Ini tentang sosok yang menginspirasi aku, ga tau sih menginspirasi dari mana hehe. Laki-laki ini menurut aku charming, smart, kalem, pacar-able, talented, hmmm bikin cewek-cewek me-le-leeeh :3
banyak sih sebenernya artis atau penyanyi cowok yang tjakeps, tapi afgan itu punya daya tarik tersendiri, different with the other one, halah. Aku ngefans sama dia sih sebenernya udah dari SMA, tapi pas kuliah itu entah kenapa aku makin gila gitu sama afgan. apa makin cakep ya?entah pokoknya mas ini pacar-able  banget lah. Ini loh sedikit tentang afgan, check it out!
Afgan terlahir dari keluarga yang mencintai musik, dia berdarah minang kabau (pantesan ganteng ya?). afgan lahir tanggal 27 mei 1989 guys.Album pertamanya itu "Confession no.1" yang diluncurkan tahun 2008, sukses lewat lagu Terima Kasih Cinta. Album keduanya "The One" dan ketiganya "Live to Love - Love to Live".
L1VE TO LOVE, LOVE TO L1VE – 2013
1. Katakan Tidak
2. Jodoh Pasti Bertemu
3. Cinta Tanpa Syarat
4. Sabar
5. Pesan Cinta
6. Jauh
7. Without You
8. Demi Kamu dan Aku (Feat. Sherina)
9. Tanpa Bahasa
10. Untukmu Aku Bertahan - See more at: http://www.afganworld.com/web/diskografi/#sthash.97b0bFMN.dpuf
Afgan dulunya kuliah di Universitas Indonesia (keren kan?) ambil jurusan Ekonomi, iya dulu pas SMA dia jurusan IPS. SAMA LOH KAYAK AKU DARI IPS MASUK FAKULTAS EKONOMI JUGA (woy santai napa?:p). terus mas nya akuh ini (dikeplak) pindah di Monash University - Kuala Lumpur Malaysia karena pengen ambil jurusan yang lebih spesifik di bidang Ekonomi Bisnis, dia suka marketing loh. keren dah ya afgan ini :3 mas nya akuh :D Afgan itu suka mie instan loh guys, pas ditanya "mending ga makan mie instan setahun atau ga makan es krim setahun? | ga makan es krim setahun lah :D" hm boleh lah suka mie instan, tapi jangan banyak-banyak ya mas, ntar sakit :3. Dia juga suka masakan italia. Hobby nya renang sama fitnes. kereeenn...

ini KAMU HARUS TAU :
  1. orangnya pendiem tapi super jail *hampir kayak aku :p
  2. kalo udh makan mie instan bs sampe 3 bungkus *ohmen :o
  3. afgan orgnya manja tapi wajar lah sebelum aca lahir dia anak cowok pertama di keluarganya
  4. afgan alergi debu
  5. afgan tuh hobinya nyanyi, karaoke, dengerin lagu di ipod, nonton film, main PS dll
  6. afgan prnh manggung mulai dri acra ulangtaun, acra di tenda2 , acra di cafe jg prnh
  7. suka bgt makan kentang balado dan minum es kopyor
  8. waktu SMA agan pas jam istirahat sk beli nasi bento + es melon
  9. afgan kalo ke restaurant jepang dia pesennya mie ramen krna dia gk ska mkn sush
  10. afgan suka makan mie lamien nya golden century
  11. suka bete sendiri kalo nyanyinya gak maksimal *kayak aku kalo ga maksimal sama tugas hehe
  12. suka noton film horor tapi ujung-ujungnya takut sndiri
  13.  malu malu kalo lg pdkt sma cewek
  14. suka heboh sendiri sama ipodnya
  15. sempet dulu pernah smpe msk rumah sakit gara2 nervous pas perform
  16.  agan bukan pelit , cuma punya prinsip hemat
  17. Afgan paling sedih kalo lg perform trus afganismenya sepi yg dtg
  18. Suka bgt makan ayam A&W bgian dada mentok dan dia bs ngabisin 3 potong ayam
  19. Afgan tuh so sweet bgt klo sma tmn2nya, rela buat tgh mlm bngun dan bwa kue ultah buat tmennya
  20. Dulunya gaptek kalo urusan twitteran . Dulu smpet pnya FS FB jg tp skrg udh gk prnh diurus
  21. Kesalahan terbesar blg afgan sombong , dia itu ramah bgt orangnya , kocak , jail gt lah
  22. Karena alasan kebersihan dulu afgan suka bawa bekal masakan mamanya yang enaaaak bgt
  23. Gak suka makan sayur *sama
  24. Gak suka pelajaran matematika *sama banget
  25. Takut sama barongsai tapi sekarang udah mulai berkurang
  26. Jago pelajaran Ekonomi *emm hehe
  27. Suka makan makanan Padang , trus Spageti , kentang balado , indomie banyak deh
  28. Suka sama minuman Es kopyor dan Es melon
  29. Suka nonton film horor
  30. Sering nyanyi2 sendiri kalo lagi di kamar mandi
  31. Hobi dengerin lagu di iPod nya
  32. Suka ngaret alias nelat haha *agak sama eh
  33. Cuek orangnya , tapi baik hatinya *aku juga :p
  34. Kuliah di Monash University Malaysia ambil jurusan Ekonomi Bisnis Internasional
  35. Punya clothing yang diberi nama Carnival Clothing
  36. Punya account twitter dgn nama @afgansyah_reza *aku @reza_kahfii hampir sama ya *apaan -___-
  37. Deket banget sama keluarga *aku juga
  38. Suka curhat2an sama kakaknya yaitu kak Dheri yg biasa dpanggil sama afgan dgn ‘Dhei’
  39. Hobi karaokean bareng temen-temennya *me too
  40. Suka bawa bekal makanan masakan mamanya , karena alasan kebersihan
  41. Punya road manager namanya mas Widi
  42. Paling susah dibangunin kalo lg tidur *aku bangeeet :3
  43. Kacamata yang dipake skrg merknya Oakley dan kacamata itu minus 5
  44. Pernah bekerja sama dgn desainer asal Jerman
  45. Punya fansclub yang diberi nama AFGANISME
  46. Sangat ramah terhadap fans
  47. Suka main permainan kartu yang namanya permainan ‘kartu bohong’
  48. Suka nyolekin punggung temennya
  49. Kalo di bbm balesnya beberapa hari kemudian *\(,--)
  50. Kalo di sms suka gak bales *lah ini aku juga, tanya temen dah :p
  51. Pake 2 HP , BlackBerry dan iPhone *aku bb sm andorid :p
  52. Kalo tidur biasanya dibangunin sama Acha pake air *bahahah sama kek adekku kalo bangunin aku
  53. Kalo dibilang afgan ganteng dia biasanya jawab ‘ah bisa aja’ *ga so
  54. Awardnya banyak
  55. Pernah main film
  56. Afgan bisa nyetir mobil
  57. Di KL Afgan tinggal di sebuah apartemen
  58. Suka bacain mention di twitter
  59. Suka band The Killers waktu SMA krna alasan lagu2nya yang bagus dan artinya dalem
  60. Suka bgt ngejailin temen2nya
  61. Jadi penyanyi berawal dari hobinya karaoke
  62. Sering masuk ranking 3 besar dari SD
  63. Kalo lagi bad mood serem deh *sama
  64. Waktu SMA kebanyakan sahabatan sama cewek
  65. Nulis lirik lagu ‘My Confession’ di buku matematikanya bagian belakang
  66. Suka gonta ganti parfum
  67. Kalo diajak ngobrol suka kadang gak konek
  68. Kagum sama Alm.Chrisye
  69. SD di Sudirman , SMA di SMAN 34 Jakarta
  70. Mobil yang biasa dipake afgan itu BMW
  71. Kadang suka rebutan tempat duduk sama Acha kalo lg di mobil (huahaha… si abang ada-ada saja..) 
  72. sekian dulu ya :p


Terlahir dalam keluarga yang mencintai musik, cowok bernama lengkap Afgan Syah Reza atau akrab disapa Afgan ini pun terus menunjukkan kecintaannya terhadap musik pula.  Penyanyi berdarah Minangkabau ini lahir di Jakarta pada tanggal 27 Mei 1989. 
Afgan memulai debutnya lewat album bertajuk Confession No. 1 pada tahun 2008, setelah ditemukannya Afgan oleh seorang produser sebuah studio rekaman.  Lewat single pertamanya “Terimkasih Cinta” Afgan berhasil mencuri perhatian penikmat musik Indonesia yang kemudian disusul oleh single berikutnya “Sadis” yang nggak kalah populernya.  Tak butuh waktu lama single – single Afgan dari album perdananya langsung menempati posisi tertinggi di beberapa charts radio dan televisi.
Setelah di tahun 2009 Afgan hanya mengeluarkan mini album, tahun 2010, Afgan meluncurkan album keduanya “The One” dan ditahun ini pula Afgan juga menjajal dunia akting dalam film Cinta 2 Hati.  Dalam film ini Afgan juga turut andil dalam mengisi soundtrack film tersebut.
Prestasi yang diraih Afgan pun tak main – main, pada kemunculan pertamanya di industri musik Afgan langsung menyabet dua penghargaan sekaligus di MTV Indonesia Awards 2008 dan album perdananya Confession No. 1 mendapat Platinum Awards.  Tak ketinggalan penghargaan dari negeri tetangga pun di dapat Afgan dalam ajang Anugrah Planet Muzik 2009.  Begitu pula ditahun – tahun berikutnya Afgan terus berhasil merebut penghargaan penyanyi terfavorit, dalam beberapa ajang penghargaan seperti SCTV Music Awards, Dahsyat Awards, Indosat Awards, Indigo Awards, dan Indonesia Kids Choice.

- See more at: http://www.afganworld.com/web/about/#sthash.ddjWkFjL.dpuf


Terlahir dalam keluarga yang mencintai musik, cowok bernama lengkap Afgan Syah Reza atau akrab disapa Afgan ini pun terus menunjukkan kecintaannya terhadap musik pula.  Penyanyi berdarah Minangkabau ini lahir di Jakarta pada tanggal 27 Mei 1989. 
Afgan memulai debutnya lewat album bertajuk Confession No. 1 pada tahun 2008, setelah ditemukannya Afgan oleh seorang produser sebuah studio rekaman.  Lewat single pertamanya “Terimkasih Cinta” Afgan berhasil mencuri perhatian penikmat musik Indonesia yang kemudian disusul oleh single berikutnya “Sadis” yang nggak kalah populernya.  Tak butuh waktu lama single – single Afgan dari album perdananya langsung menempati posisi tertinggi di beberapa charts radio dan televisi.
Setelah di tahun 2009 Afgan hanya mengeluarkan mini album, tahun 2010, Afgan meluncurkan album keduanya “The One” dan ditahun ini pula Afgan juga menjajal dunia akting dalam film Cinta 2 Hati.  Dalam film ini Afgan juga turut andil dalam mengisi soundtrack film tersebut.
Prestasi yang diraih Afgan pun tak main – main, pada kemunculan pertamanya di industri musik Afgan langsung menyabet dua penghargaan sekaligus di MTV Indonesia Awards 2008 dan album perdananya Confession No. 1 mendapat Platinum Awards.  Tak ketinggalan penghargaan dari negeri tetangga pun di dapat Afgan dalam ajang Anugrah Planet Muzik 2009.  Begitu pula ditahun – tahun berikutnya Afgan terus berhasil merebut penghargaan penyanyi terfavorit, dalam beberapa ajang penghargaan seperti SCTV Music Awards, Dahsyat Awards, Indosat Awards, Indigo Awards, dan Indonesia Kids Choice.

- See more at: http://www.afganworld.com/web/about/#sthash.ddjWkFjL.dpuf

Jumat, 21 Juni 2013

Surat untuk Ibu dan Bapak

"Selamat anda diterima di jurusan X Sekolah Tinggi ********"

...........
Masih teringat euforia menyelimuti ku kala itu mengakses website salah satu sekolah tinggi idaman. Aku bangga dengan diriku, dengan usahaku, dengan kerja kerasku. Bapak, Ibu, inilah aku, anak tunggal mu yang mampu membuktikan kesungguhan ku. Bapak, Ibu, aku bisa membuktikan kepada mereka yang diluar sana sering menghina kita.

Namun, seketika lamunanku tersadarkan akan sesuatu. Bapak, Ibu, darimana mereka mendapatkan uang untuk bekalku merantau ke ibu kota. Darimana mereka membiayaiku untuk menyambung hidup, untuk bertahan dalam hiruk pikuk kota Jakarta? Sekalipun sekolah itu gratis, apakah cukup dengan hanya mengandalkan uang saku sebesar 500 ribu per bulan kala itu. Segera ku buyarkan lamunan itu, masa bodoh dengan itu semua. Yang terpenting aku lolos. Segera ku sampaikan berita ini kepada orang tuaku, ku percepat langkahku dari warnet ke rumah yang berjarak 500 meter dari sana.

"Ibu, Bapak, aku diterima di jakarta".
Seketika suasana begitu haru, terlihat air mata kebahagiaan dan kami saling berpelukan erat sambil sesekali ibu mencium keningku.
"Selamat nak, bapak dan ibu bangga kepadamu"
"Terima kasih pak, bu, tapi....."
"Tapi kenapa nak?"
"Pak, bu, darimana kita mendapat uang untuk keberangkatanku ke Jakarta?untuk biaya hidup, untuk...."
Ibu memotong kata-kata ku, "sudahlah nak jangan pikirkan itu, ibu mempunyai tabungan"
"Tapi bu, andre butuh biaya yg tidak sedikit. Darimana ibu punya uang banyak, ibu dan bapak hanya seorang...."
"Buruh tani? Nak, ibu dan bapak selalu menyisihkan uang, kalau seandainya uang itu tidak cukup, ibu akan menjual kalung pemberian nenek, jika masih tidak cukup ibu akab mencari pinjaman. Demi kamu"
Seketika aku bahagia, hilang semua kecemasan dan segera ku rangkul bapak ibu ku.
Seminggu kemudian aku bersiap ke Jakarta, aku berangkat tanpa diantar kedua orang tua ku guna menghemat biaya. Tak dapat ku pungkiri, berat meninggalkan kampung dan kedua orang tua ku.
"Bapak, Ibu, andre berangkat dulu, doakan andre sukses disana ya. Kalau andre sukses, andre akan bawa ibu bapak ke jakarta"
"Hati-hati disana nak, jangan tinggalkan sholat, jangan bergaul dengan orang yang tidak baik, jaga diri baik-baik, sekolah yang sungguh-sungguh"
Setelah berpamitan, aku pun melabgkahkan kaki meninggalkan mereka. Tampak ibu ku tak hentinya meneteskan air mata, bapak juga terlihat mencoba tegar walaupun aku tau bahwa bapak juga merasa kehilangan.

Jakarta,
Disini aku mencoba beradaptasi dengan kota baruku. Jelaslah terlihat perbedaan yang sangat mencolok. Gaya hidup, suasana, pribadi masing-masing lebih heterogen dibandingkan kehidupan di kampungku. Awalnya aku sulit beradaptasi dengan suasana yang begitu asing untukku, untuk orang-orang yang berbeda pula, ah...aku terlalu merindukan kampungku. Namun aku selalu mencoba menyesuaikan, demi masa depan, demi cita-cita ku.
Setelah beberapa bulan, aku mulai menemukan jati diri ku, aku menemukan hal baru dalam hidupku. Disini pun aku mulai terpengaruh dengan kehidupan hedon teman-temanku. Uang saku yang ku dapat dari sekolah ku tak lagi cukup memenuhi kebutuhanku. Namun aku nyaman berada di zona ini, dimana aku bisa mendapatkan prestise yang tak pernah ku dapat di kampungku. Dimana disini aku lebih dihargai daripada dulu saat semua orang kampung meremehkan ku. Ya, mungkin aku terlena oleh surga dunia yang ku sebut "Jakarta Amazing City". Kehidupanku semakin dikendalikan oleh sikap hedon, membuang-buang uang hanya untuk kegiatan kurang penting, seperti nonton, nongkrong, traktir teman, dll.
Kala itu aku benar-benar membutuhkan uang, semua kiriman ortu dan uang saku telah ludes. Aku menelpon orang tua ku.
"Bu, kirimi aku duit dong sejuta. Duitku abis nih"
"Nak, ibu kan sudah kirim uang seminggu yang lalu, masa' sudah habis?"
"Bu, aku butuh duit sekarang. Aku ga bisa makan, mau aku mati apa?"
"Astaghfirullah jgn begitu nak, dosa. Ya sudah nanti ibu cari pinjaman dulu, besok ibu minta tolong mas ahmad buat transfer ke kamu. Jangan boros nak, ibu sudah tidak punya apa-apa"
"Udah ga usah cerewet bu, aku butuh duit bukan omelan".
.....
Ya, kehidupanku sangat berubah drastis sejak 2 tahun aku hidup di jakarta. Hedon, dan sering membangkang ortu. Tapi aku masih menikmati hidupku yang sekarang, teman yang banyak, prestasi yang ku dapat, hidup yang bahagia, benar-benar tersungkur akan kebahagiaan duniawi.
Aku selalu menuntut ortu ku mencukupi semua kebutuhanku, tanpa peduli darimana uang yang mereka dapat.
.........
3 tahun di Jakarta,
Tidak terasa aku sudah 3 tahun berada di Jakarta, sudah waktunya juga aku lulus. Aku lulus dengan IPK cumlaude, jelas bangga dan bahagia. Saat wisuda aku hanya ditemani mas ahmad, seseorang dari desa ku yang sudah kenal akrab dengan keluargaku, kebetulan dia juga bekerja di Jakarta. Orang tua ku tak bisa hadir, karena kendala biaya. Tapi aku tak seberapa memikirkannya, yabg penting aku lulus dan sudah ditempatkan di instansi pemerintahan Jakarta. Aku bangga dengan diriku sendiri.

Waktu itu aku menelpon ortuku, "bu, aku belikan motor dong. susah kerja ga ada motor. Kirimi aku duit 30 juta buat beli ninja. Malu sama temen kalo beli motor butut."
"Nak, ibu sudah ga punya uang. Ibu malu sama tetangga, utang ibu sudah banyak buat biayain kamu."
"Bu, aku ini anakmu, sudah kewajibanmu lah biayai aku. Ntar kalo aku udah sukses, aku ganti duit ibu."
"Nak, bukan perkara diganti atau tidak. Ibu ga ada pikiran seperti itu. Tapi ibu ga ada uang, utang ibu banyak, ibu malu nak. Kamu tolong ngerti ibu."
"Ibu yang ga pernah ngerti aku, ga pernah seneng kalau liat aku bahagia. Aku malu bu sama temen-temen, mereka bermobil semua, sedangkan aku minta motor aja ga dikasih. Ibu macam apa?"
Tiba-tiba bapak menyela lewat telepon, "andre, lancang kamu bicara seperti itu! Kamu berubah nak! Ingat berapa besar pengorbanan kita buat kamu, berapa banyak yg kita keluarkan buat kamu?ibu cari utang sana sini buat kamu. Ngerti kondisi orang tua, kita bukan orang kaya"
"Ah..persetan kalian mau dpt duit darimana, yg penting kasih duit buat aku!"
"Kamu keterlaluan nak, apa masih kurang pengorbanan kita untuk kamu? Tanpa orang tua, kamu ga mungkin bisa berangkat ke Jakarta."
"Bapak pikir ini semua karena kalian aku bisa ke jakarta?pak, aku bisa sekolah disini, bisa lulya karena kecerdasanku, bukan karwna bapak atau ibu yg ga pernah buat aku seneng. Okelah kalau kalian ga mau biayai aku lagi. Aku buktikan kalau aku bisa tanpa kalian. Ingat satu lagi, kalau aku udah kaya, jgn pernah ngaku-ngaku kalau aku anakmu."
Sejak saat itu emosiku begitu meluap, aku tidak terima dengan kata-kata bapakku. Aku telah memutuskan tidak akan berhubungan dengan mereka lagi, aku bisa hidup tanpa mereka.
....
Aku meniti karier benar-benar dari nol, saat benar-benar tak punya apa-apa. Tapi aku tetap optimis mengejar cita-citaku dan membuktikan kalau aku bisa hidup tanpa ortuku. Saat itu aku mengenal seorang gadis (Laura) asal bandung yang merupakan rekan kerjaku. Aku jatuh hati padanya. Awalnya aku tak berani mendekatinya karena dia anak orang kaya, tapi ternyata dia menaruh perasaan yang sama denganku. Singkat cerita, kita menjalin hubungan pacaran dengan dia. Hubungan kita sudah sangat serius, malam itu ku putuskan untuk menemui ortu laura. Lagi-lagi aku harus menerima sakit hati dari ortu dia. Aku dihina habis-habisan karena asal-usul keluargaku ga jelas, dan karena aku miskin. Sejak saat itu aku semakin membenci orang tua, karena mereka tidak pernah mau mengerti keinginan anaknya. Mereka tidak merestui hubungan kita, tetapi kita memiliki cinta yang terlalu kuat. Hingga akhirnya kita memutuskan untuk menikah tanpa restu orang tua. Laura pun siap menerima konsekuensi atas pilihannya, dia diusir dari rumah karena ortunya tidak mau mempunyai menantu yang tidak se-level dengannya. Saat itu kita bertekad membuktikan kepada ortu kita bahwa kita bisa sukses tanpa mereka.
......
Kehidupan rumah tangga ku dengan laura berjalan sangat baik. Karier ku pun semakin cemerlang, aku dipercaya menjadi pimpinan staf di perusahaan tempatku bekerja, sekali lagi ini karena prestasi dan kecerdasanku. Rumah mewah, mobil mewah, harta, semua yang aku impikan telah terwujud. Aku semakin menjadi bangga dengan diriku sendiri.
...
Suatu malam, saat aku sedang bersantai denga laura, tiba-tiba bel rumah kami berbunyi.
*buka pintu*
Alangkah terkejutnya diriku....
"Masih berani kalian datang ke rumah ku?mau apa?mau mengaku aku ini anakmu?setelah aku sukses seperti ini?"
"Ibu dan bapak hanya ingin melihat kamu, kamu rindu denganmu, kami juga minta maaf baru bisa kesini sekarang"
"Hah!ga usah sok manis, aku juga udah ga butuh kalian, aku udah bisa buktikan kan kalau aku bisa kaya tanpa uang kalian! Sekarang pergi saja dariku, jgn pernah temui aku."
"Nak...istighfar, kami ini orang tua mu"
"Orang tua macam apa?aku ga butuh orang tua seperti kalian, aku bisa tanpa kalian."
"Lancang kamu nak, kamu boleh menyakiti hati bapak, tp tolong hormati ibu yang melahirkanmu. Bapak kecewa sama kamu ndre."
"Halah ga usah ceramah, pergi kalian dari sini, aku ga butuh!"
"Baik nak kalau itu yg kamu mau, kita akan pergi jika itu buat kamu bahagia. Semoga Allah segera membuka pintu hatimu. Jangan sampai kamu menyesal dikemudian hari, saat kami sudah tidak ada di bumi."
Aku tak seberapa mendengarkan ucapan mereka, aku sudah muak dengan mereka.
......
Kehidupan kami terus berjalan, sudah 5 tahun aku dan laura membina rumah tangga. Namun, kita belum juga dikaruniai anak. Aku dan laura divonis mengalami kemandulan oleh dokter. Hidup kami terasa sepi tanpa hadirnya seorang anak, hingga suatu hari kami memutuskan untuk mengadopsi anak panti asuhan. Saat itu kita datang ke panti asuhan dan mengadopsi anak laki-laki bernana yusuf, waktu itu dia berusia 7 tahun. Dia adalah sosok anak yang tampan, berperilaku baik, rajin sholat dan mengaji meskipun ia masih kecil. Itu semua yang menyebabkan aku dan laura jatuh hati kepadanya. Dia selalu memberikan ketenangan dan mengisi kekosongan hari-hari kami. Meskipun dia bukan anak kandung kami, tetapi kami sangat menyayanginya. Demikian pula dia sangat menghormati kita layaknya orang tua sendiri. Kami selalu memberikan apa yang dia butuhkan, meskipun dia terkadang menolak. Ya, dia benar-benar anak yang baik dan menyukai kesederhanaan. Kami benar-benar menyayanginya seperti darah daging sendiri. Hidup kami semakin lengkap dengan kehadirannya.
Pernah suatu malam yusuf bertanya "ayah, apakah ayah punya orang tua?yusuf pengen tau wajah kakek nenek yusuf. Ayah selama ini ga pernah mengenalkan yusuf sama mereka. Mama juga punya orang tua kan?yusuf juga pengen tau mereka"
Aku dan laura tercengang,kemudian laura menyela.
"Ini foto kakek nenek yusuf, kapan-kapan mama ajak kesana ya nak"
"Kalau orang tua ayah?mana fotonya?"
"Yusuf, cepet tidur ya ini sudah malam"
"Tapi yah, tunjukin dulu fotonya..."
"Orang tua ayah ga ada, sama kayak kamu dulu. Udah cepet tidur"
.....

Hidup tak selamanya berjalan dengan lancar.
Ya, aku sedang diterpa masalah besar. Aku tertuduh menggelapkan dana perusahaan. Semua bukti tuduhan mengarah padaku. Karierku kacau, aku dipecat dan semua aset kekayaanku disita. Jelas merupakan hal tersulit bagi keluargaku. Kami benar-benar jatuh dan kehilangan semuanya. Tapi aku masih bersyukur karena waktu itu dua orang yang aku cintai tidak pergi meninggalkan ku, bahkan mereka lah yang menguatkanku disaat kondisi kehancuranku. Sejak kasus itu, aku harus bekerja seadanya dengan penghasilan pas-pasan. Sempat saat itu aku benar-benar frustasi hendak mengembalikan yusuf ke panti asuhan, aku tak mampu membiayai sekolahnya yang awalnya ku sekolahkan dia di sekolah bonafit. Aku takut tidak bisa membahagiakan dia, ya aku terlalu trauma dengan masa laluku. Tapi dia membuatku terenyuh dan menyadarkan akan pikiran negatifku terhadap orang tua ku.
"Yusuf, maafkan ayah ya tidak bisa memberikan sesuatu seperti dulu lagi. Kamu juga hrs berhenti sekolah"
"Tidak apa-apa ayah, yusuf mengerti. Yusuf sayang sama ayah sama mama. Ga apa-apa yusuf kehilangan semuanya, bukan harta yg bikin yusuf bahagia. Harta itu ga kekal yah, yg kekal itu kasih sayang orang tua. Yang paling berharga dalam hidup yusif itu cuma ayah sama mama."
"Yusuf, kamu gimana kalau balik ke panti lagi?disana kamu banyak temen, bisa sekolah biar ntar jd orang sukses. Ayah belum sanggup nyekolahkan kamu nak"
"Yah, aku pengen tetep sama ayah sama mama. Aku ga apa-apa ga sekolah. Yusuf udah seneng sama kalian, yusuf bisa ngerasain punya ortu. Kalau di panti, yusuf ga bisa dapat kasih sayang sebesar ini. Kasih sayang bu ratna kan harus dibagi-bagi sama temen-temen yusuf di panti. Yah, buat aku ayah sama mama itu berharga banget. Orang tua itu segalanya buat aku, bahkan mungkin aku ga bisa jauh dari kalian. Kalau memang ayah keberatan nanggung biaya hidupku, nanti yusuf mau bantu-bantu kerja."
"Enggak nak, kamu ga boleh kerja,biar ayah aja. Yasudah, apapun keadaannya, ayah janji bakal jaga kamu"
..........

"Yusuuuf..yusuuuf dimana kamu nak?"
"Mas, yusuf kemana?"
"Loh, bukannya dari tadi di rumah?aku kan kerja ma, mana tau. Kamu kan yg di rumah"
Yusuf pergi dari rumah, kami menunggu dan mencari dia kemana-mana tidak ketemu sampai malam. Kami panik, terus berusaha mencari. Tetap benar-benar nihil. Kami mulai khawatir karena sampai 3 hari tidak juga dia kembali ke rumah. Di panti asuhan pun tidak kami temukan yusuf. Kami benar-benar merasa kehilangan. Pencarian tetap kita lakukan, tetapi seminggu sudah dia belum juga kami temukan. Hidup kami semakin kosong semenjak kepergian yusuf.
.......
10 hari kemudian Yusuf kembali.
Kita langsung terkejut melihat dia kembali, kami langsung merangkul yusuf erat-erat.
"Nak kamu kemana saja nak?kami bingung nyari kamu kemana-mana"
"Maaf ayah, ibu. Yusuf terpaksa pergi dari rumah, yusuf pengen bantu ayah cari uang. Selama 10 hari ini aku diem di rumah temenku. Orang tua temenku minta tolong aku buat ajarin temenku ngaji. Oh iya ini uang dari ibunya Ray, buat ayah sama ibu. Yusuf cuma bantu dikit. Yusuf tau itu ga bakal bisa gantikan kasih sayang kalian."
Subhanallah....aku benar-benar tertegun dengan kemuliaan hati yusuf. Seketika aku menangis, dia telah banyak mengajarkan sesuatu, dia malaikat kecil keluarga kami. Aku tersadarkan atas semua kesalahanku terhadap orang tia ku dulu. Aku bukab anak sebaik yusuf, aku terlalu sombong dengan diriku, dan aku telah membuat hati orang tua ku sakit. Aku benar-benar menyesal, dan semua kesalahan masa lalu ku selalu membayangi hari-hariku.
.....

Aku bertekat meminta maaf kepada orang tua ku di kampung, entah mereka masih mau memaafkanku atau tidak. Aku menyesal.
.......
"Assalamu'alaikum....assalamu'alaikum" tok tok tok (tidak ada jawaban, tampaknya tak ada orang di dalam rumah ortu ku"
Karena tak ada jawaban, aku menuju ke rumah mas hamid.
"Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikumsalam, loh andre?kapan datang bos dari jakarta ini?wah sukses ya sekarang".
Aku berbicara panjang lebar, menceritakan semua yg telah terjadi, dan maksud kedatanganku ke kampung.
"Oh iya mas hamid, barusan sebenernya aku ke rumah. Tp kok ga ada orang. Mas hamid tau ga biasanya orang tua ku jam segini kemana?apa mereka kerja?disawah saya cari juga ga ada mas."
Mas hamid hanya tersenyum sambil berkata, "ayo, aku anter kamu ke ortumu. Kamu pasti kangen ya sama mereka? Jangan lupa nanti minta maaf juga sama mereka"
"Pasti mas :) ya udah ayo cepat antar aku, aku ingin meminta maaf sama mereka"
......
"Sebentar ya, mampir kesini sebentar aja"
"Kok mampir di tempat ini sih mas? Tp ya udah deh gapapa"
Kami berjalan, firasat ku tidak enak. Tetapi aku tetap positif thinking dan mengikuti mas hamid.
"Sudah, minta maaflah sama kedua ortumu sana"
"Loh maksudnya apa nih? Gimana aku minta maaf kalo ortuku ga dihadapanku. Bercanda deh mas"
"Itu yg di depan mu adalah ortu mu, minta maaflah. Mungkin saja mereka mengetahui kehadiranmu sekarang :)"
"Engga, maksudnya apa ini?ga mungkin kan? Mas pasti bercanda, ga mungkin..."
Aku mencoba mendekat, meyakinkan tulisan yang terukir itu.

Ilham fathoni bin M.Fathoni
Wafat 13-08-2005

Fatmawati binti Khoirul Akbar
Wafat 13-08-2005

Ibu....bapaaaak..seketika tangis ku pecah di depan mendiang ibu bapak ku. Kenapa begitu cepat, kenapa aku tidak diizinkan meminta maaf, kenapa aku tidak diizinkan mencium tangan mereka untuk yang terakhir kalinya.

"Ibu bapak mu mengalami kecelakaan saat dia pulang dari rumahmu dulu. Bus yang ditumpangi tertabrak kereta api. Jenazahnya diurus oleh warga sini. Kami berusaha memberitahu mu, tp tidak ada yg mengetahui keberadaanmu. Ikhlaskan mereka ndre, meminta maaflah. Sampaikan maafmu juga kpd Tuhan, barangkali maafmu tersampaikan. Doakan mereka"

Bukan hanya sekedar minta maaf, bukan hanya sekedar menyesal, hati ku hancur menerima semua kenyataan ini. Aku tak bisa memaafkan diriku sendiri yg telah durhaka terhadap orang tua ku.

.......

(Surat untuk Ibu Bapak)
Tuhan, mereka dimana?.
Aku membutuhkannya.
Tuhan, mereka dimana?.
Aku mencarinya.
Tuhan, mereka orang tua ku.
Bisakah kau kembalikan eqpadaku.
Tuhan, aku sadar mereka adalah titipan yang harusnya aku jaga, bukan ku hina.
Layaknya aku yang merupakan titipan dari-Mu untuk mereka.
Tuhan, jika memang orang tua ku kini ada di samping-Mu
Aku titipkan surat ini untuk mereka.

Ibu, Bapak, apa kabar disana? Kenapa bapak sama ibu ninggalin aku? Bapak, Ibu, waktu itu aku bercanda. Semua yang ku katakan diluar kendali ku. Aku khilaf pak, bu. Aku masih tetap anakmu, dan selamanya akan menjadi anakmu. Aku bohong pak, kalau aku bisa hidup tanpa kalian. Aku butuh kalian pak, bu, aku butuh kasih sayang dan pelukan kalian. Pak, Bu, aku sombong ya? Aku durhaka ya? Maafkan aku pak, bu, aku benar-benar khilaf. Pak, Bu, semuanya yang aku dapat bukan dari restu bapak ibu, kini sudah musnah pak, bu. semuanya sudah diambil sama Tuhan. Aku sadar pak, bu, kalau restu orang tua adalah restu Tuhan. Tapi Tuhan juga mengambil Bapak Ibu. Pasti Tuhan lebih sayang kan sama Bapak Ibu. Aku ikhlas kok pak, bu, pasti kalian disana bahagia. Kalian disana pasti lebih dihargai daripada aku yg tidak bisa menghargai kalian. Sekali lagi maafkan aku bapak, ibu, aku benar-benar menyesal. Andai aku bisa memutar waktu, akan ku muliakan bapak dan ibu. Terima kasih untuk semua kasih sayang, materi, ilmu dan semua yang pernah bapak dan ibu berikan untuk andre. Bapak, Ibu, semoga kalian bahagia disana. Salam rindu dari anak mu. Aku sayang kalian.

Tuhan, ku mohon sampaikan surat ku.
Kepada Bapak dan Ibu ku.
Tuhan, ku mohon jaga mereka.
ku mohon bahagiakan mereka.
Sebab aku tidak lagi mempunyai kesempatan.
Tuhan, izinkan aku mendapat maaf dari mereka.
Izinkan aku.....
Memuliakan mereka lewat rangkaian doa ku untuknya.